Pengikut

Tips Rumah Tangga Baik-baik Saja (Webinar bersama @lukyrouf)

5 komentar
rumah tangga yang baik-baik saja


kikichemist.com,- Hai hai dear, udah lama banget kayaknya aku gak ngonten di blog, tapi berhubung baru perpanjang domain harus nambahin ekstra semangat nih. Beberapa waktu yang lalu, aku sempet ikut webinar seputar pernikahan yang diadain sama alanabi

Entah gimana ceritanya aku lupa, tiba-tiba aja aku selalu dapet notif melalui whatsapp, kayaknya sih aku pernah ikut event serupa makanya jadi di notice hehe. Jadi, webinar ini dibawain oleh narasumber yang ternyata udah lama aku follow di instagram yaitu lukyrouf.

Webinar ini membawakan tema “Apakah pernikahan kita baik-baik saja?”. Nah, biar tercipta azas manfaat, jadi aku akan bagikan sedikit teori yang aku dapetin dari webinar tersebut, biar kamu punya keluarga idaman. Semoga bermanfaat ya dear!


5 Tipe Rumah Tangga

tipe rumah tangga


Materi yang pertama kali dibahas sama ustadz luky yaitu tipe rumah tangga. Jadi, menurut materi yang dipaparkan, ada setidaknya 5 tipe rumah tangga di antaranya:

1. Tipe Kuburan

Anggota keluarga yang sepi dari obrolan. Tipe keluarga satu ini, mungkin banyak yang mengalami ya, tipe keluarga yang udah kayak kuburan. Namanya juga kuburan pasti identik dengan sepi. Jadi, tipe satu ini adalah tipe di mana anggota keluarga sepi dari obrolan.

Tipe keluarga ini biasanya akan berbicara seperlunya aja, ketika ada hal penting barulah anggota keluarga akan saling mengobrol, itupun tidak intens. Sangat disayangkan jika kita memiliki keluarga yang seperti ini ya dear, karena sejatinya komunikasi adalah hal yang terpenting dari sebuah keluarga.

Apalagi, harusnya rumah tempat kita pulang adalah tempat ternyaman untuk bercerita. Jadi, pastikan di rumah kamu obrolan selalu jadi menu utama ya dear, biar gak jadi tipe kuburan.


2. Tipe Rumah Sakit

Anggota keluarga yang baru saling peduli ketika sakit. Tipe keluarga ini bisa dibilang tipe cuek, karena anggota keluarga baru akan saling peduli ketika sedang sakit.

Dalam kegiatan sehari-hari , tiap anggota keluarga selalu sibuk dengan urusannya masing-masing, begitu sakit barulah ada kepedulian yang terlintas.


3. Tipe Terminal

Rumah yang selalu ramai dengan pertengkaran. Kalian pernah gak? Denger keributan dari tetangga sebelah. Kalo udah denger ribut-ribut pasti auto ngintip ya wkwk. Beberapa tahun lalu, aku sempat punya tetangga yang sering terdengar pertengkaran dalam rumahnya.

Antara gemes tapi juga kasihan sih. Gemes karena risih sering dengerin tapi kasihan juga karena itu berarti ada rumah tangga yang gak harmonis, sedangkan rumah tangga kayak gitu disukai sama syaitan.

4. Tipe Ring Tinju

Anggota keluarga saling iri dan baku hantam. Tipe rumah tangga satu ini cukup gawat, karena di dalam rumah yang harusnya menjadi tempat hati pulang, malah jadi ajang saling iri dan gak segan-segan main fisik. 

Waduh, jangan sampai itu terjadi sma kita ya dear, karena harusnya keluarga hadir untuk saling melindungi bukan sebaliknya.

5. Tipe Madrasah

Nah, ini nih tipe yang dinanti-nanti. Tipe keluarga Madrasah, yaitu tipe dimana orang tua menjadi guru bagi anak-anaknya, yang dengan itu, anak-anak meniru kebaikan orang tuanya dan membawa kebaikan itu keluar rumah.

Tipe keluarga satu ini bisa dibilang tipe keluarga berhasil, keluarga idaman. Dalam keluarga ini, orang tua telah menjadi contoh terbaik bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak bisa memberikan dampak positif keluar rumah dari hasil didikan di dalam rumah.


Resep Pernikahan yang Baik-baik Saja

resep rumah tangga anti gagal

Di sini siapa nih yang udah nikah? Jangan tanya aku ya dear, karena aku gak mau jawab wkwk. Dalam sebuah ikatan pernikahan, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaganya dalam sakinah, gak mau dong kalo rumah tangganya keliatan baik tapi ternyata rusak dari dalam. Na’udzubillah.

Jadi, ini adalah materi intinya dear, sesuai dengan judulnya, “Apakah Pernikahan Kita Baik-baik Saja?”. Jadi, begini penjelasannya..

Pernikahan yang baik-baik saja itu berasal dari satu kesatuan suami istri, tidak ada pernikahan yang baik jika yang berperan hanya salah satunya saja. Namanya juga membangun rumah tangga, pasti ada dua orang yang bersatu untuk membangunnya. 

Maka dari itu, peran dari keduanya sangatlah penting dalam sebuah rumah tangga. Jadi, kita harus selalu bekerja sama dalam segala hal.

Ketika kita telah berada dalam bahtera rumah tangga, sudah pasti ada perbedaan-perbedaan yang kerap kali muncul sebagai masalah. Maka dari itu, agar pernikahan kita baik-baik saja dan meraih keluarga idaman, segera mulai dari diri kita, mulailah untuk lebih dahulu memahami dan jangan hanya banyak menuntut pasangan.

Jika ingin memiliki pasangan yang baik, maka jadilah baik lebih dahulu. Jangan pernah berhenti belajar, pernikahan adalah sekolah, start from you. Belajarlah memahami dan memahamkan.

Ketika kita ingin pasangan berbuat sesuatu yang baik, maka terlebih dahulu pahamilah ilmunya, setelah kita paham, barulah pahamkan pasangan kita dengan cara yang lemah lembut dan tidak menggurui.

Contoh: Ketika suami ingin istri berhijab, maka suami tersebut harus memahami kenapa istrinya harus berhijab dan memahamkan dengan baik.


Untuk pernikahan yang baik, Mulailah dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang.

Marry right happy right. Untuk pernikahan yang baik-baik saja kita perlu mengetahui beberapa hal di antaranya:

1. Goal Right

Tujuannya harus benar, ingatlah bahwa manusia itu diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Maka, jadikan pernikahan itu sebagai ibadah dan pastikan tujuan ini harus dimiliki oleh masing-masing pasangan.

Ustadz Luky menggolongkan pernikahan ke dalam beberapa level berikut:

  • Level pertama, menikah ksekadar punya pasangan(gak ada bedanya dengan makhluk Allah yang lain)
  • Level kedua, menikah memiliki tujuan pernikahan
  • Level ketiga, menikah memiliki satu tujuan yang sama
  • Level keempat, menikah bukan hanya sekadar bahagia tapi juga peduli.

2. Guidance Right

Selama perjalanan mencapai tujuan pernikahan, petunjuknya haruslah benar. Kedua belah pihak harus saling sepakat satu sama lain dan jangan sampai ada selisih. 

Agar tujuan dapat tercapai dengan baik, maka hal itu dimulai dari memilih pasangan, pastikan pilih pasangan yang memiliki tujuan yang sama denganmu.

Tips Memilih Pasangan

1. Jangan fokus pada siapa

Jangan fokus pada siapa orangnya, karena bisa jadi kita akan melewatkan orang baik yang ternyata satu tujuan dengan kita. Fokuslah kepada agama dan akhlaknya jangan menilai orang hanya dengan melihat dari medsos saja, karena zaman sekarang penuh dengan yang namanya pencitraan.

2. Sesuaikan dengan visi misi

Goal dan guidance bisa disatukan jika visi dan misinya sama, karena visi dan misi merupakan perwujudan dari goal. Maka dari itu, pastikan dia yang akan kamu nikahi memiliki visi dan misi yang sejalan.

Menikah itu 70% isinya ngobrol maka menikahlah dengan orang yang siap mengobrol denganmu.

3. Relation Right

Hubungannya harus benar. Hubungan yang bagaimana?

Jadikanlah hubungan yang ada dalam pernikahanmu sebagai hubungan persahabatan, dengan begitu, layaknya seorang sahabat, kita pasti akan sangat nyaman jika melakukan apapun dengan sahabat. Jangan jadikan hubungan dalam pernikahan sebagai hubungan bos dengan karyawannya.

“Sesungguhnya wanita adalah saudara/sahabat pria.” (HR. Abu Daud)

Suami istri itu ibarat sepatu. Harus berbeda tapi sama, saat berjalan tidak kompak tapi satu tujuan. Tidak bisa berganti posisi tapi saling melengkapi, selalu sederajat tak ada yang lebih tinggi.

4. Jobdesk Right

Mengenai jobdesk, tempatkanlah jobdesk dengan sebaik-baiknya. Pastikan jobdesknya ditempatkan dengan benar.

Suami

  • Berlaku ma’ruf pada istri (nafkah dan pelayanan)
  • Memberi nafkah
  • Mendidik istri
  • Menjaga kehormatan istri dan keluarga (jangan sampai bangga memamerkan kecantikan istri)

Istri

  • Taat kepada suami
  • Menjaga amanat sebagai ummu wa rabbatul bait
  • Menjaga kehormatan dan harta suami
  • Meminta ijin untuk bepergian

Suami dan istri

  • Menjaga iman dan taqwa
  • Taat pada Allah tanpa pilih-pilih
  • Menghindari maksiat (sepakatilah, mana yang masuk kategori maksiat)
  • Saling mengingatkan

Q n A

pertanyaan seputar rumah tangga


Nah, dalam akhir sesi webinar tersebut, ada sesi Q n A. Alhamdulillah aku berkesempatan mengajukan pertanyaan saat itu. Ini dia hasil dari Q n Anya.


Pertanyaan: 
Ustadz, bagaimana ya caranya kita sebagai istri menasihati suami agar tidak terkesan menggurui? Saya punya seorang teman yang memiliki masalah dan ia ingin berdiskusi dengan suaminya, tapi kemudian sang suami responnya kurang baik.

Jawaban: 
Kita sebagai pasangan, pasti lebih tau bagaimana sifat dari suami kita itu, maka carilah celah agar suami tidak tersinggung ketika kita menasihati atau berdiskuisi. 

Jika tidak bisa, maka bisa dengan orang lain. Bisa jadi suami tersinggung, mungkin karena kita terlalu banyak ngomong. Setiap kita punya kelemahan, maka jangan merasa sempurna sehingga pasangan tidak merasa digurui.

Penutup

Oke deh, akhirnya kita udah di penghujung artikel hihi. Itu dia rangkuman materi yang aku dapetin dari webinar kemarin. Semoga bisa bermanfaat ya dear, dan yang bisa diaplikasikan, bisa mulai untuk diaplikasikan. Sukses terus ya membina rumah tangganya! Buat yang belum, sukses terus ya ikhtiar menemukan dianya (eh)! See you.
kikichem
Hello! Call me Kiki

Related Posts

5 komentar

  1. Dulu nih, saya tahunya tipe rumah tangga tuh ada 2. Kalau enggak sericuh pasar malam, bisa jadi sesepi kayak kuburan. Ternyata macamnya banyak ya. Fix, sudah nambah insight nih.

    BalasHapus
  2. Dah mantap ilmunya, saatnya praktek nih 😁

    BalasHapus
  3. Semoga rumah tangga yang sedang kita jalani merupakan tipe rumah tangga madrasah... Aamiin

    BalasHapus
  4. Masya Allah tentunya semua ingin tipe madrasah ya, Semoga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah Aamiin,

    BalasHapus
  5. Terkejut baca ini kok ada aja ya bikin istilah tipe terminal, tipe rumah sakit, tipe kuburan wkwkwk.. semoga keluarga kita tetap tipe madrasah yaa

    BalasHapus

Posting Komentar