Pengikut

Fakta Menarik Ibadah Puasa Ramadan

fakta menarik puasa ramadan
kikichemist.com,- Umat muslim memiliki jenis ibadah wajib dan sunnah. Setiap ibadah yang dilaksanakan, adalah sebuah perwujudan kepasrahan seorang hamba kepada Rabbnya. 

Marhaban ya Ramadan! Saat ini, kita telah memasuki kembali bulan suci Ramadan, bulan yang seharusnya dinantikan oleh tiap umat muslim. Tak terasa, sudah hampir memasuki pertengahan bulan Ramadan, dan semoga kita tak termasuk sebagai orang yang merugi ya, aamiin.

Oh iya, berbicara mengenai bulan puasa, ternyata syariat menjalankan ibadah puasa sudah ada sejak dahulu loh, jauh sebelum rasulullah lahir di muka bumi. Sebagai umat muslim, gak hanya sekadar menjalankan ibadahnya, tentu kita juga harus tau sejarahnya dong, cus langsung scroll untuk lihat fakta menarik mengenai puasa.


Ibadah Puasa Merupakan Ibadah Tertua Loh

Dear, tahukah kamu? Ternyata ibadah puasa merupakan ibadah tertua loh. Sejak zaman nabi Adam as, perintah puasa sudah Allah turunkan. Puasa nabi Adam a.s disebut dengan puasa putih, yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15. Puasa ini disebut dengan puasa putih dikarenakan pada tanggal tersebut, tampak malam yang bersinar terang oleh cahaya rembulan.

Selain itu, kita juga telah mengenal puasa nabi Daud a.s. Puasa yang dikenal dengan puasa Daud ini dilakukan selama 6 bulan dengan cara satu hari puasa dan hari setelahnya tidak, atau boleh dikatakan berselang.

Nabi Musa a.s juga melakukan puasa selama 40 hari, termasuk puasa 'asyura dan tasu'a di tanggal 9 dan 10 muharram. Ibunda Maryam ketika mengandung nabi Isa a.s, beliau juga berpuasa dengan tidak berbicara kepada siapapun selama 3 hari lamanya.

Dahulu, sebelum ditetapkannya puasa Ramadan sebagai puasa wajib, rasulullah melaksanakan puasa asyura dan tasu’a, bahkan sempat mewajibkan puasa tersebut.

Begitulah, ibadah puasa telah menjadi ibadah bagi umat terdahulu, dan puasa Ramadan adalah penyempurna dari ibadah-ibadah puasa sebelumnya. Nah, jadi gak ada kata asing untuk puasa. Bahkan umat nonmuslim juga memiliki ibadah puasa mereka, yang membedakan puasa umat muslim terletak pada sahurnya.

Ketika Syariat Puasa Ramadan Turun

Perintah untuk berpuasa Ramadan terjadi di tahun ke-2 hijriah, setelah rasulullah mendapat perintah untuk berpindah arah kiblat dari baitul maqdis ke arah masjidil haram. Namun perintah puasa Ramadan diwajibkan secara bertahap.

Puasa Ramadan diwajibkan setelah turunnya perintah dalam surah Al-Baqarah ayat 183.

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)

Asal Mula Syariat Sahur

Sahur adalah salah satu sunnah yang kita kerjakan ketika menjalankan ibadah puasa. Dahulu, para sahabat ketika berpuasa tidak makan jika ia tertidur sebelum berbuka hingga esok harinya mereka lanjut berpuasa lagi tanpa makan.

Ada seorang sahabat bernama Qais bin Shirma, ketika itu ia sedang berpuasa Ramadan, siang hari ia habiskan untuk mengurus pohon kurma, ketika waktu berbuka hampir tiba, ia bertanya kepada istrinya apakah ada makanan, namun istrinya menjawab tidak ada.

Istrinya tersebut pergi berusaha mencari makanan, saat istrinya mencari makanan untuknya, ia tertidur karena kelelahan, sang istri yang telah kembali dengan makanan tidak tega untuk membangunkannya.

Akhirnya, Qais tetap berpuasa keesokan harinya tanpa berbuka, di pertengahan hari Qais jatuh pingsan dan cerita itu sampai ke telinga rasulullah. Maka kemudian turunlah ayat, tepatnya surah Al-Baqarah ayat 187, mengenai perintah untuk sahur.

"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, Dan makan dan minumlah sampai benang putih (fajar) menjadi jelas bagimu dari benang hitam (malam).." (QS Al-Baqarah:187).

Mengapa Puasa Ramadan Diwajibkan?

Dear, sebagai umat muslim, tentu kita tau bahwa puasa Ramadan wajib untuk dilaksanakan. Bahkan ketika seseorang memiliki udzur tak bisa melaksanakan ibadah puasa, kita juga harus tetap menggantinya di 11 bulan lainnya ataupun membayar fidyah.

Ibadah puasa tak semata-mata Allah peintahkan tanpa manfaat apapun. Sejatinya, inti dari disyari’atkannya ibadah puasa Ramadan adalah agar manusia mampu berlatih untuk menahan diri dan mengendalikan syahwat kemanusiaan.

Saat menjalankan ibadah puasa, kita dituntut untuk menahan diri dari hal yang kita inginkan seperti makan dan minum, ataupun hubungan badan bagi yang sudah menikah. Semua itu halal bagi kita, tapi kita harus menahan diri dalam jangka waktu tertentu untuk tak melakukannya demi mengharap ridho Allah.

Menahan diri dari makan dan minum yang berlebihan dapat membekali manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya.

Funfact puasa..

  • Tahukah kalian? Puasa bisa mempersempit ruang gerak juga kesempatan syaitan untuk menggoda manusia, karena saat seseorang berpuasa, jaringan lemak dalam aliran darah menyempit sehingga syaitan tidak dapat melewatinya, dan hal tersebut dapat meminimalisir manusia dalam berbuat dosa.
  • Menjalankan ibadah puasa dapat membentuk karakter seseorang untuk menjadi tangguh, ulet, dan tidak mudah menyerah, lantaran hakikatnya ketika puasa kita dituntut untuk menahan diri dari sesuatu yang secara manusiawi sangat kita inginkan.
  • Puasa juga merupakan sarana pendidikan bagi manusia untuk dapat supportif dan konsisten berada di jalan kebenaran.
  • Ibadah puasa Ramadan merupakan ibadah yang pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah hingga tiada batasnya.
Begitulah sekilas informasi mengenai ibadah puasa. Untuk umat muslim yang masih menjalankan ibadah puasa ramadan, jangan males-malesan ya, karena tiap kebaikan yang dilakukan dalam bulan ramadan akan berlipat-lipat pahalanya.

Tentunya, sebagai manusia kita tau bahwa apa yang kita kerjakan di dunia ini, merupakan bekal yang akan kita bawa untuk kehidupan sesungguhnya nanti. So, pastikan bekalnya enak-enak dan cukup untuk menuju kehidupan abadi ya! Semoga bermanfaat.

Sumber: Buku "Menyingkap Tabir Puasa Ramadan" Karya KH. Cholil Nafis, Lc., Ph., D

kikichem
Hello! Call me Kiki

Related Posts

Posting Komentar